Honda Tiger Revo 2013 Saat Menanjak ke Dieng
Thursday, October 8, 2015
/
7
Comments
Honda Tiger Revo 2013 Saat Menanjak ke Dieng-Pagi ini hujan turun deras sekali ane yang udah siap-siap menuju dieng pada tanggal 7 November ane bangun pukul 05.00 wib menuju kamar mandi ,mengambil air wudhu dan melaksanakan kewajiban sebagai orang beragama islam. Mandi pun usai,2 potong roti masuk perut ditambah segelas susu mantab bro...
bersama teman eh harus nunggu beberapa jam untuk menunggu hujan reda. Dua jam berlalu,hujan mulai tak terlihat lagi hanya tetesan-tetesan air lembut yang terjatuh dari langit. Ane ambil helm yang ada di kamar,panasin sang harimau. Selama 5 menit harimau ane udah berolahraga sedikit lumayan buat pemanasan. Persiapan selesai,yah gak butuh waktu lama langsung tancap menuju rumah sobat Ane.Hahahaha asem sampe sana malah sobat ane belum mandi,padahal udah siang . Tapi okelah gak apa-apa ane tungguin aja dia mandi. Sambil nungggu sobat ya ane ngobrol aja ma tetangga,ya maklum lama gak bertemu secara ane kan habis dari kota hahahaha ( sombong ceritanya )he. Waktu menunjukan pukul 09.00 wib semua persiapan selesai menuju Dieng. Disinilah ane mulai bercerita tentang My Honda Tiger Revo 2013. Perjalanan dimulai dari Adiwarno ,setelah keluar jalan raya ane tancap dengan kecepatan 60km/jam di persenelimg 3,enjoy banget bro sampai Rangkah. Disini banyak lubang ,kecepatan pun diturunkan. Honda Tiger dengan shock absorber ganda ditambah tabung angin memang sangat cocok untuk jalan tidak rana akan menambah kenyamana pada pengendara baik yang diboncengnya.
Saat tiba dijalan lurus tepatnya gumawang menuju polsek ane tarik tuh macan besi hingga mencapai kecepatan 80 km/jam, Tapi ane lagi-lagi gak terasa udah lari 80 km/jam,soalnya kalau pake motor bebek sama aja kecepatan 60km/jam diperseneling 4. Itu artinya Tiger dibawa ngebut lopun kecepatan tinggi tapi tetap stabil akibat bodi yang berat 137 kg berat kosong,apalagi ane udah fullin tuh macan tambah jos pokoknya. Kayaknya motor hanya modal cepat saja kurang nendang,apalagi yang mempunyai rumah dipegunungan. Hanya punya skill tancap gas siap-siap aja gan harus memilih antara 2 pilihan,rumah sakit atau kuburan,hehe bercanda gan.
Untuk menuju Dieng ane sendiri memilih cirkuit yang mempunyai banyak tanjakan dan turunan curam. Yah maklum ane suka yang nanjak-nanjak gitu daripada harus ngebut dijalanan,nabrak orang berabe urusanya,lain lagi kalau di cirkuit resmi hahaha. Pertama-tama ane harus menaklukan tanjakan sempor untuk menuju banjar negara. Tanjakan sempor itu sebenarnya sama saja dengan cirkuit menuju menganti,hanya saja jalanya lebih sempit juga jalanya ada yang rusak,akan sangat berbahaya.
Pada saat menanjak ane si tenang-tenang saja dan enteng pastinya dengan hanya masuk perseneling 2 kita bisa nanjak dengan santai ,sambil menikmati pemandangan alam yang indah dan mengobrol. Itu berkat gear belakang yang dimiki Macan basi ane besar,ukuran standard Tiger biasanya si pakai 41 dan didukung torsi 200cc yang akan menambah daya serang sang macan dalam tanjakan. Semua tanjakan sempor telah dilewati satu per satu dengan mudah tanpa gendala apapun. Walau begitu untuk sekedar info,dalam menanjak tidak cukup hanya gear besar dan cc besar tapi lebih kecepatan dan ketepatan saat pindah perseneling ,mental dan skill.
Rintangan menanjak telah dilawati,kini keluar kejalan raya kabupaten banjar negara. Disini jalanya lurus,lebar dan panjang sampai wonosobo, ditambah lumayan sepi lagi pas buat mengetes kecepatan berlari sang macan. Tanpa ragu langsung tancap gas dengan semangat,ya ane si gak suka ngebut seperti yang ane bilang sebelumnya. Ane cuma masuk perseneling 5 dengan kecepatan 110 km/jam itupun RPM masih naik serta belum juga masuk perseneling 6.
Yah tpi ane seterusnya cuma bertahan disitu takut tidak bisa mengendalikan. Belum lama ane menikmati jalanan yang mulus hujan turun kembali mebuat aspal basah hingga anu mengurangi kecepatan menjadi 80km/jam. Untuk info tarikan Tiger sangat ringan karena didukung gear besar dan cc besar,akan lebih menghasilkan kecepatan tinggi kalau diganti gear yang lebih kecil. Tapi hal itu secara tidak langsung akan memakan rantai,parahnya bisa putus saat menarik gas soalnya cc besar dengan gear kecil akan menghasilkan putaran yang sangat tinggi. Ditambah saat berboncengan,sayang rantainya.
Tak terasa jalan lurus pun berakhir hingga kami berdua melanjutkan perjalanan melalui sebuag gang dihiasi penunjuk arah bertuliskan dieng. Tantangan menuju dieng dimulai. Cirkuit yang penuh tanjakan sudah terlihat,wao jalan isinya cuma menanjak tiada henti. Tapi tidak masalah bagi macan basi ane ,berkat gear besar tadi rata-rata ane hanya memainkan perseneling 2 ,3 bahkan sampai 4 dengan kecepatan 70 km/jam,itu dtankan gan bayangkan..hahaha lebay. Tapi tidak itu serius gan. Tanjakan menuju dieng itu tiada henti kurang lebih kita menanjak hampir 45 menit,untuk menanjak saja.
Bagi anda yang ingin menanjak ke dieng harap mengisi bensin sampai full dan jangan menggunakan motor matic apalagi berboncengan itu sangat berbahaya. Karena pada saat ane menanjak didepan ane ada yang menggunakan motor matic mio. disitu ane lihat keluar asap dari pinggir ban,eh ternyata fen bellnya kebakar karna gak kuat dan hampir putus.
Ini adalah tantangan terakhir yang harus ane hadapi tanjakan paling curam yang pernah ane lalui,tidak ada pembatas jalan dan langsung belok lagi sampai macan besi ane pindah ke perseneling 1,disitu ane perasaananya gak karuan udah didepanya truk lagi. Yang ane takutkan truknya berhenti ane ikut berhenti.masa harus kakinya trun tanah gak mungkin,kan ane kecil dan motornya berat.yang ada gak kuat nahan motor jatuh dweh kebawah mau jadi apa ntar. Dalam kondisi itu ane menenangkan diri tetep dibelakang truk dengan jarak 2 meter,ane ambil kanan. Ane tarik buat nyalip eh didepanya jga ada mobil berlawanan arah,tapi lagi-lagi Tiger memang asik buat menanjak,susul truk dengan mudah.Kami berdua tenang. Habis menanjak itu,kami lega berjalan santai sambil melihat perkebunan kobis/kol didukung suhu yang sangat dingin dan hujan turun sangat deras. Sialnya setelah lama sekali tak kunjung sampai,ternyata malah salah jalan dan menuju wonosobo. Terpaksa ane berdu kembali lagi. Tapi akhinya sampai juga di Dataran tinggi Dieng. Kami langsung pesan secangkir kopi ditemani nasi goreng,mantab setelahnya menikmati candi dan pemandangan dengan suhu yang sangat dingin
Tunggu kisah pulang kami dari Dieng,dan tidak kalah seru dengan berangkatnya... see you...