Ini Lho Alasannya Mengapa Lampu Rem Harus Berwarna Merah
Assalamu’alaikum sahabat Pelengkap Oto, pada kesempatan yang lalu saya sudah mengulas mengenai “Perlukah Memanaskan Mesin Motor Saat Pagi Hari?”, kebiasaan memanaskan mesin motor tersebut bukan menjadi hal yang baru lagi, dan ternyata sembari memanaskan mesin motor kadangkala kita juga mencoba menyalakan lampu rem apakah berfungsi dengan baik atau tidak. Nah, ketika lampu rem menyala kebanyakan menggunakan warna merah, dari warna merah tersebut membuat saya penasaran mengapa warna lampu rem harus merah. Untuk itulah ulasan pada artikel ini hadir dengan judul “Ini Lho Alasannya Mengapa Lampu Rem Harus Berwarna Merah”
Pernahkah kalian berpikir kenapa lampu rem tidak memakai warna selain merah saja? Pakai warna pink misalnya, atau warna jones lainnya.. hehehe. Jika diperhatikan, semua lampu yang digunakan sebagai penanda memperlambat laju kendaraan ini menggunakan warna merah. Anda tahu kenapa? Ternyata penggunaan warna ini ada sejarahnya lho.
SEJARAH
Pada zaman dahulu, ketika Indonesia masih dijajah Belanda dan satu-satunya yang melintas di angkasa hanyalah burung-burung, jumlah kendaraan yang melintas di setiap kota masih sangat sedikit. Kala itu, kereta bertenaga mesin uap yang menjadi cikal bakal mobil hanya menggunakan satu lampu saja di bagian depan. Lampu berbahan bakar minyak ikan paus ini digunakan untuk menerangi jalan yang hendak dilalui saat malam tiba.
Namun kemudian, pemilik kereta bermesin uap semakin banyak jumlahnya, sehingga produsen merasa perlu ada penanda sinyal khusus agar tidak terjadi tabrakan. Mereka mendapat inspirasi dari satu-satunya kendaraan yang saat itu jumlahnya paling banyak, yaitu kereta api. Dunia kereta api zaman itu sudah memiliki solusi untuk menandakan apakah kereta api boleh berjalan atau tidak, yakni dengan lampu yang diberi warna merah dan hijau.
Warna hijau menandakan bahwa kereta boleh berjalan, sedangkan merah artinya harus menunggu jalur kosong terlebih dahulu. Sebenarnya, kereta api awalnya menggunakan lampu merah sebagai penanda berhenti dan putih atau kuning (tergantung dari sumber cahaya) untuk maju. Namun, pada 1914, ada tabrakan antar kereta api yang disebabkan oleh jatuhnya filter berwarna merah yang dipasang pada lampu, sehingga kereta yang ada di belakang menyangka diberi izin untuk melanjutkan perjalanan.
Oleh produsen kendaraan beroda empat, lampu merah kemudian dipasang di bagian belakang, sebagai penanda kendaraan yang ada di belakang untuk berhati-hati. Setelah memasuki era mobil, lampu ini beralih fungsi sebagai tanda untuk pengereman. Sementara itu, sinyal yang memberi tahu pengguna jalan lain untuk berhati-hati berubah menjadi warna kuning, yang digunakan pada lampu penanda belok.
Setelah membaca kisah mengharukan diatas maka saya yakin kalian sudah paham mengapa lampu rem berwarna merah. Selain sebagai tanda rem atau tanda memperlambatnya kendaraan, warna merah juga memberikan tanda untuk berhenti (seperti yang saat ini digunakan pada rambu-rambu lalu lintas).Jadi, jika saja ada orang yang menatapmu dengan mata Sharingan maka sebaiknya kamu berhenti, apalagi jika Sharingan itu adalah Mangekyo Sharingan 😂 (nah, mulai gak nyambung kan).
Namun kemudian, pemilik kereta bermesin uap semakin banyak jumlahnya, sehingga produsen merasa perlu ada penanda sinyal khusus agar tidak terjadi tabrakan. Mereka mendapat inspirasi dari satu-satunya kendaraan yang saat itu jumlahnya paling banyak, yaitu kereta api. Dunia kereta api zaman itu sudah memiliki solusi untuk menandakan apakah kereta api boleh berjalan atau tidak, yakni dengan lampu yang diberi warna merah dan hijau.
Warna hijau menandakan bahwa kereta boleh berjalan, sedangkan merah artinya harus menunggu jalur kosong terlebih dahulu. Sebenarnya, kereta api awalnya menggunakan lampu merah sebagai penanda berhenti dan putih atau kuning (tergantung dari sumber cahaya) untuk maju. Namun, pada 1914, ada tabrakan antar kereta api yang disebabkan oleh jatuhnya filter berwarna merah yang dipasang pada lampu, sehingga kereta yang ada di belakang menyangka diberi izin untuk melanjutkan perjalanan.
Oleh produsen kendaraan beroda empat, lampu merah kemudian dipasang di bagian belakang, sebagai penanda kendaraan yang ada di belakang untuk berhati-hati. Setelah memasuki era mobil, lampu ini beralih fungsi sebagai tanda untuk pengereman. Sementara itu, sinyal yang memberi tahu pengguna jalan lain untuk berhati-hati berubah menjadi warna kuning, yang digunakan pada lampu penanda belok.
Setelah membaca kisah mengharukan diatas maka saya yakin kalian sudah paham mengapa lampu rem berwarna merah. Selain sebagai tanda rem atau tanda memperlambatnya kendaraan, warna merah juga memberikan tanda untuk berhenti (seperti yang saat ini digunakan pada rambu-rambu lalu lintas).
HASIL PENELITIAN
Setelah adanya kisah mengharukan diatas, maka ada beberapa penelitian mengenai lampu warna merah ini, yang mengungkapkan bahwa mata normal manusia sanggup menerima spektrum warna dengan panjang gelombang 400-700 nanometer (nm). Sementara itu, warna merah memiliki panjang gelombang paling panjang yaitu 630-760 nm. Jika dilihat dari ukuran spektrum warna, maka lampu sen dengan unsur warna jingga memiliki spektrum yang tak kalah panjangnya yaitu 590-620 nm. Inilah mengapa merah dan jingga dipilih menjadi warna lampu peringatan pada kendaraan.
Jadi, dengan tingkatan panjang gelombang yang tinggi, warna merah dan jingga cenderung lebih direspon dengan baik oleh mata. Selain kedua warna tersebut, warna kuning juga lebih direspon oleh mata (yang digunakan untuk warna lampu seint)
Seorang pengendara menginjak pedal rem karena biasanya ada hambatan di depan kendaraanya sehingga warna merahlah yang dipilih karena warna merah lebih baik di respon oleh mata manusia sehingga pengemudi yang berada di belakangnya bisa lebih waspada. Beda dengan lampu seint yang berwana jingga kekuningan, biasanya orang menggunakan lampu seint sekitar 20-30 meter sebelum berbelok. Maka pengemudi bisa lebih hati-hati ketika melihat lampu seint ini.
Nah, dari sini sudah jelaskan mengapa lampu rem menggunakan warna merah. Jadi, jangan sekali – kali mengganti warna merah ini dengan warna lain ya, apalagi menggantinya dengan warna bening putih yang justru memberikan pencahayaan berlebih kepada pengendara dibelakangnya sehingga warna terang tersebut bisa membutakan penglihatan pengendara lain dan bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Bagi kamu yang suka memodif warna lampu, alangkah baiknya tetap membiarkan warna merah pada lampu rem karena aturan warna merah tersebut juga sudah ada aturannya.
Itulah ulasan sederhana mengenai “Alasan Mengapa Lampu Rem Harus Berwarna Merah”, share juga ke teman-teman kalian agar mereka mengetahui tentang alasan lampu rem warna merah ini, serta resiko jika sampai mengganti warna lampu. Sekian wassalamu’alaikum
Nah, dari sini sudah jelaskan mengapa lampu rem menggunakan warna merah. Jadi, jangan sekali – kali mengganti warna merah ini dengan warna lain ya, apalagi menggantinya dengan warna bening putih yang justru memberikan pencahayaan berlebih kepada pengendara dibelakangnya sehingga warna terang tersebut bisa membutakan penglihatan pengendara lain dan bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Bagi kamu yang suka memodif warna lampu, alangkah baiknya tetap membiarkan warna merah pada lampu rem karena aturan warna merah tersebut juga sudah ada aturannya.
Itulah ulasan sederhana mengenai “Alasan Mengapa Lampu Rem Harus Berwarna Merah”, share juga ke teman-teman kalian agar mereka mengetahui tentang alasan lampu rem warna merah ini, serta resiko jika sampai mengganti warna lampu. Sekian wassalamu’alaikum
iya aku juga pernah denger kalau jaman dulu tanda putih itu berhenti, tapi pas siang hari warna putih agak tidak kelihatan jadi diganti merah deh.
ReplyDeletetapi kelakuan anak sekarang lampu rem dihanti warna-warni jadi menyilaukan mata pengendara dibelakangnya mas.
Nah itu dia gan, malah bisa dibilang ada anak motor yang lampu belakangnya lebih terang ketimbang lampu depannya hahah, pengen nendang =))
Delete